Minggu, 18 Januari 2015

SINOPSIS TAKEN 1, TAKEN 2, TAKEN 3



Taken 1



Dikisahkan ada seorang pria bernama Bryan yang bekerja sebagai agen pemerintah Amerika Serikat,
sebagai bodyguard lebih tepatnya, dengan keterampilan bela diri khusus tentu saja, tetapi harus kandas rumah tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya ini. Namun si pria menerima keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia lebih memilih mengabdi kepada negaranya. Saat is pensiun dari pekerjaannya, ia sangat ingin menebus kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya, Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan istrinya itu hanya karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut, sampai-sampai ia ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun putrinya itu. Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau korbankan? Untuk menjadi lebih dekat dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan, “Begitulah hidup”.

Pada suatu malam, saat ia bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya seorang putri yang ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”. Ia sangat mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang penyanyi. Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya untuk cari pekerjaan lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah konser usai. Ternyata ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi semua usaha pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi. Sesampainya di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat yang menarik darinya.

“Jadi anakmu ingin menjadi penyanyi? Ini tidak seperti yang ia pikirkan. Setelah terkenal, hanya ada kamar hotel dan bandara. Ini, nomor pertama milik Gio, pelatih vokalku. Jika dia bilang putrimu bisa bernyanyi maka berarti dia bisa. Dia akan mengajarkannya, aku yang bayar. Nomor kedua adalah managerku. Jika Gio berhasil melatihnya, dia akan mewujudkan impian putrimu”.

Aku tertawa dalam hati melihat adegan ini. Seseorang yang penuh kesombongan tadinya bisa berubah 180 derajat menjadi seseorang yang baik hati karena dapat terhindar dari kematian. Penyanyi itu pun memberikan kecupan di pipi sebagai ungkapan terima kasih. Kemudian, suatu ketika, setelah ulang tahun putrinya yang ke-17, sang anak meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke luar negeri, yaitu ke Perancis. Ia harus mendapatkan izin ayahnya karena usianya baru 17 tahun. Terjadi perdebatan dalam hal ini karena sang ayah sangat khawatir jika putrinya pergi ke luar negeri sendirian, karena ia sangatlah tahu dunia di luar sana. Namun pada akhirnya sang ayah pun menandatangani surat izin tersebut karena ingin melihat putrinya bahagia. Ibunya berkata dengan nada kesombongan, “Pasti akan lebih mudah jika kau menandatanganinya waktu itu?”, dan dijawabnya dengan mudah, “Pasti lebih mudah jika kau dan aku membicarakannya lebih dulu!”. Sang istri masih merasa marah sepertinya atas sikap mantan suaminya yang telah membuatnya harus menikah dengan laki-laki lain. Yah, mereka kurang komunikasi selama ini ternyata.

Sang anak tadinya mengatakan bahwa ia hanya ingin pergi ke museum-museum di Perancis, tetapi sesampainya di bandara, sang ayah tahu bahwa sebenarnya putrinya mengikuti touring grup band U2 ke Eropa. Sang ayah tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal ini. Yang bisa ia lakukan adalah meminta putri kesayangannya itu untuk selalu meneleponnya sesampainya ia di sana. Namun dasar sang anak yang keras kepala, ia hanya mengikuti naluri remajanya yang ingin selalu bersenang-senang, sampai-sampai ia lupa untuk menelepon sang ayah sesampainya di bandara Perancis. Ia tidak tahu kalau ia dan sahabatnya tadi sudah diincar sejak di bandara. Ada laki-laki seumurannya yang pura-pura memberikan tumpangan taksi gratis kepada mereka berdua.

Di saat ia berada di apartemen sepupu sahabatnya, Amanda, dan saat ia berhasil ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk yang sedang membekap mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini, sang ayah masih bisa tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting kepada putrinya tadi. Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung. Sungguh, aku ikut deg-degan di sini. Sepertinya kamu harus tahu kalimat-kalimat yang muncul dari sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!


Anak : (sambil kaget sekaligus panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bulan dan bintang.

Kemudian keadaan hening sesaat. Sang penculik berhasil menangkap dua gadis itu. Sang ayah masih bisa mendengar keributan saat tiga penculik berusaha membekuk putrinya tersebut. Kemudian tiba-tiba terdengar suara di telepon. Sang ayah tahu bahwa sang penculik pun berhasil mendapatkan handphone milik putrinya. Detik-detik terakhir ini pun tidak disia-siakan oleh sang ayah. Ia berkata dengan tenang dan lirih kepada sang penculik.

“Aku tidak mengenalmu. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Jika kau mencari uang tebusan, aku tidak punya uang. Namun, aku memiliki keterampilan khusus. Keahlian yang aku pelajari selama karirku. Keahlian yang akan membuatmu mimpi buruk lagi. Jika kau melepaskan putriku, ini akan berakhir sampai di sini. Aku tidak akan mencarimu. Aku tidak akan menuntutmu. Namun jika tidak, aku akan mencarimu. Aku akan menemukanmu, dan membunuhmu”.

Kemudian ada jawaban lirih : “GOOD LUCK”!!!

Darahnya mendidih mendengar jawaban tadi. Ia langsung meminta kawannya yang ahli dalam hal suara untuk menganalisis percakapan dalam bahasa Albania yang berhasil ia rekam tadi. Berdasarkan aksen dan dialeknya, kawanan penjahat tadi berasal dari Tropoja, tempat di mana orang jahat tumbuh. Bahkan pemerintah Rusia memberikan keleluasaan yang cukup bagi mereka. Orang yang berbicara dengannya bernama Marco yang merupakan bos gangster tersebut, yang baru saja pindah ke Perancis 6 bulan yang lalu, dan tato yang ada di tangannya menunjukkan lambang identitas kelompok mereka. Dari analisis kawannya tadi, diketahui pula bahwa kelompok penjahat ini melakukan bisnis penjualan wanita. Bisnis mereka awalnya menawarkan pekerjaan bagi wanita dari Negara Eropa Timur seperti Yugoslavia, Rumania, Bulgaria, sebagai pembantu atau pengasuh. Setelah menyelundupkan, mereka memberikan narkoba dan menggiring mereka ke placuran. Belakangan ini mereka memutuskan dengan menculik gadis muda yang bepergian dan menghemat biaya transportasi. Berdasarkan modus operasinya, kawannya ini menganalisa bahwa sang ayah memiliki 96 jam atau 4 hari mulai saat putrinya diculik. Kalau tidak, sang ayah tidak akan pernah menemukan putrinya kembali.

Langsung saja sang ayah dan mantan istrinya lemas seketika. Sang ayah merasa panik dan merasa harus berbuat sesuatu. Akhirnya ia langsung terbang ke Perancis malam itu juga. Selama di pesawat ia berkali-kali memutar ulang rekaman telepon putrinya tadi, dan pada bagian “Semoga beruntung”, ia berkali-kali mendengarkannya. Ia ingin menghafalkan suara bos gangster yang telah menculik putrinya tersebut. Sesampainya di Paris, ia langsung menuju apartemen tempat di mana putrinya diculik dan berhasil merasakan suasana penculikan dengan mendengarkan rekamannya itu. Ia juga berhasil menemukan handphone milik putrinya yang telah hancur diinjak-injak, tetapi beruntung, karena masih ada kartu memori tertinggal yang ternyata menyimpan foto-foto perjalanan mereka, termasuk foto si Peter, si informan brengsek yang memberikan informasi letak apartemen kedua gadis tak bersalah itu.

Pada saat ia menemukan Peter, ternyata ia sedang melaksanakan aksinya, yaitu merayu gadis yang sedang bepergian dan mengajaknya berbagi taksi. Ia berhasil memberikan pukulan demi pukulan kepada bedebah Peter ini, tetapi akhirnya ia berhasil kabur, dan lari menuju jalan tol. Ia berhasil kabur larinya, tetapi naas nasibnya karena saat ia dikejar oleh sang ayah, ia lompat dari jalan tol, dan tertabrak oleh truk besar dan akhirnya mati di tempat seketika. Yah, aku pikir ia pantas mendapatkan “ciuman” truk itu, dan memang ia pantas mati menurutku.

Selama di Paris, ia berhasil mendapatkan petunjuk demi petunjuk dari keberadaan putrinya. Ia meneui seorang kawan di sana, yang ternyata juga terlibat dengan keberadaan kawanan penjahat ini. Sampailah sang ayah ke rumah berpintu merah bernama Paradise, yang merupakan markas kawanan penjahat yang menculik putrinya, dan coba tebak, sang ayah pun berhasil menemukan si Marco, sang bos gangster, yang tertipu oleh sang ayah dengan memintanya mengucapkan kalimat “GOOD LUCK”, yang ia hafalkan selama berada di pesawat. Ia tidak akan pernah melupakan suara itu. Akhirnya ia menatap tajam mata si Marco dan mengatakan kalimat yang menarik. Coba disimak ya.

“Kau tidak ingat aku? Kita berbicara di telepon dua hari lalu. Sudah kubilang aku akan menemukanmu”.

Aku yakin kamu bisa menebak, terjadilah pertarungan sengit di dalam rumah berpintu merah itu. Terjadi baku tembak, dan sang ayah berhasil membunuh semua kawanan penjahat di dalam gedung itu, dan berhasil menangkap si Marco yang kemudian membawanya ke suatu tempat kosong, di mana si Marco diikat dan diinterogasi. Ia disetrum dengan listrik ratusan volt. Akhirnya dari mulut si bedebah Marco ini muncul nama baru, yaitu Patrice Saint Clair, yang merupakan dalang bisnis penjualan wanita ini. Ternyata Marco tidak tahu keberadaan si brengsek Patrice ini, karena beginilah biasanya bisnis illegal seperti ini. Keberadaan yang satu tidak diketahui oleh yang lain, saling menjaga rahasia intinya. Berkali-kali Marco berkata, “Aku tidak tahu, sungguh! Kumohon, aku tidak tahu”. Namun yang menarik, sang ayah memang tahu bahwa si brengsek ini berkata jujur, kemudian ia berkata lirih sambil berlalu, “Aku percaya padamu, tapi ini tidak akan menyelamatkanmu”.

Sang ayah berlalu dengan menarik sakela listrik itu, dan aku yakin kamu dapat membayangkan sendiri. Si Marco menjerit kesakitan karena tersengat listrik ratusan volt, dan akhirnya mati meleleh. Yah, lagi-lagi aku ingin mengatakan bahwa si Marco pantas mendapatkan ini dan ia memang pantas untuk mati!! Inilah uniknya sang ayah. Ia tidak pandang bulu. Ia membunuh semua orang yang jahat tadi tanpa ampun. Keren lah pokonya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menemui kawannya tadi, Claude, yang ternyata terlibat dengan semua ini. Ia juga melakukan hal yang menarik di rumah ini, karena ternyata istri kawannya tadi tidak tahu apa-apa tentang kejahatan yang dilakukan suaminya. Ia menembak lengan istri kawannya tadi untuk menggertak kawannya yang brengsek itu. Aku kutip kalimat yang menurutku menarik yah.

“Bagaimana dengan keluargaku? Siapa Patrice Saint Claire? Aku belum selesai. Ini yang terjadi saat kau bekerja di dalam ruangan. Bahkan kau lupa berat senjata saat terisi peluru dan tidak”

Setelah ia menembak lengan istri Claude, yang bernama Isabelle, sang ayah berkata dengan ringan,

“Hanya luka lengannya. Namun jika kau tidak mendapatkan apa yang aku butuhkan, hal terakhir yang kau lihat adalah peluru yang kutembakkan di antara matanya. Sekarang, siapa Patrice Saint Calire?”.

Akhirnya si Claude brengsek pun buka mulut. Ia membuka komputer pribadinya yang berisi listing kawanan penjahat di seluruh Paris yang terlibat dengan dirinya. Setelah ia mendapatkan data-data si kuncup Claire ini, ia memukul pingsan si Claude yang kuncup pula, sambil berlalu dan berkata lirih,

“Kau bisa mengurangi kesakitannya, jika saja kau lebih peduli mengenai putriku dan kurangi perhatianmu terhadap jabatanmu. Sampaikan permohonan maafku pada istrimu”. 

Karena waktu yang tinggal sedikit, akhirnya sang ayah segera menuju gedung tempat si kuncup Claire berada, yang ternyata ia sedang melakukan bisnis pelelangan wanita, dan perlu kamu ketahui karena putrinya masih perawan, maka ia dihargai sangat tinggi. Itulah bisnis. Setelah ia berhasil melihat putrinya berada di tengah-tengah orang-orang yang akan membelinya, darahnya mendidih. Sepertinya kalau aku jadi seorang ayah pun akan merasakan hal yang sama jika berada pada situasi yang sama. Akhirnya sang ayah berhasil tertangkap dan hampir terbunuh. Dengan keahlian khusus yang ia miliki, ia berhasil menumpas kawanan penjahat di gedung itu, termasuk si kuncup Claire. Sebelum mati, Claire memohon dan berkata,

“Oke, kita bisa tangani ini kembali. Aku tahu perasaanmu. Kita bisa bicara? Kami bisa menyelesaikan masalah ini. Kau tidak tahu. Mengertilah. Cobalah. Ada kapal di dermaga. Mengertilah, ini cuma bisnis, bukan masalah pribadi”.

Setelah muak melihat wajah Claire dan menghabiskan seluruh peluru dalam pistolnya ke kepala Claire, ia berkata dengan mata tajam, “Ini masalah pribadi bagiku”.


TAKEN 2


Melanjutkan kisah di film pertama, Taken 2 akan menyajikan drama penculikan yang kembali mengancam keselamatan keluarga Bryan Mills (Liam Nesson). Setelah hidup tenang dan kembali ke Los Angeles, Bryan dan anaknya Kim (Maggie Grace) berusaha hidup normal pasca tragedi penculikan yang dilakukan oleh kelompok sindikat penculik .

Hidup normal keluarga Mills dimulai dengan berlibur ke Istanbul, Turki. Bersama mantan Istrinya Lenore (Famke Janssen), Mills dan Kim menikmati budaya dan keindahan kota Istanbul. 

Namun kebahagian keluarga Mills tidak berlangsung lama, karena teror penculikan baru sedang dipersiapkan oleh Murad (Rade Serbedzija) yang merupakan ayah dari salah satu para penculik yang berjanji menuntut balas atas kematian anaknya yang dibunuh oleh Mills. Bersama sisa kelompoknya, Murad mulai mencari Mills dan berencana membawa mimpi buruk kepada keluarga Mills.

Jika di film pertama Kim yang di culik, kini di Taken 2, Mills dan Lenore lah yang diculik.  Pertanyaannya sekarang adalah, siapa yang akan menyelamatkan Mills dan Lenore? Dipenuhi rasa panik, Kim berusaha tenang dan bersikeras membantu kedua orang tuanya. Awalnya Mills tidak setuju Kim membantu, namun Mills sadar, hanya Kim yang bisa menjadi kunci untuk bisa menyelamatkan dirinya serta Lenore.

Selama 90 menit film berlangsung Anda akan dibawa ke dalam arus cerita. Mulai dari kedisiplinan dan ketelitian Mills sampai nuansa dendam sang penculik yang sangat ingin membalas dendam. Aksi khas Mills pun kembali membuat Taken 2 sayang untuk dilewatkan.

Bagi Anda yang belum menonton film pertamanya, tidak perlu kuatir untuk memahami cerita Taken 2. Karena Olivier Megaton yang menggantikan posisi Pierre Morel sebagai sutradara menyelipkan beberapa flashback dan beberapa dialog untuk menghantar penonton agar lebih mudah mencerna cerita film.

Anda penggemar film bergenre action, apakah anda juga termasuk penikmat serial Taken ? jika iya, sepertinya bulan Januari 2015 ini akan menjadi bulan yang cukup menyenangkan bagi anda. Karena pada bulan tersebut Taken 3 akan rilis dan menyapa para penggemarnya ditanah air. Untuk lebih lengkapnya anda bisa membacanya secara lengkap Daftar Rilis Film Hollywood 2015. Kru intifilm akan membahas Sinopsis Taken 3 serinci mungkin.

            Sebelum membahas sinopsis Taken 3. Tidak ada salahnya jika sedikit kami akan menjabarkan sekilas sinopsis Taken 1 dan 2. Melanjutkan kisah di film pertama, Taken 2 akan menyajikan drama penculikan yang kembali mengancam keselamatan keluarga Bryan Mills (Liam Nesson). Setelah hidup tenang dan kembali ke Los Angeles, Bryan dan anaknya Kim (Maggie Grace) berusaha hidup normal pasca tragedi penculikan yang dilakukan oleh kelompok sindikat penculik.

``Hidup normal keluarga Mills dimulai dengan berlibur ke Istanbul, Turki. Bersama mantan Istrinya Lenore (Famke Janssen), Mills dan Kim menikmati budaya dan keindahan kota Istanbul. 

Namun kebahagian keluarga Mills tidak berlangsung lama, karena teror penculikan baru sedang dipersiapkan oleh Murad (Rade Serbedzija) yang merupakan ayah dari salah satu para penculik yang berjanji menuntut balas atas kematian anaknya yang dibunuh oleh Mills. Bersama sisa kelompoknya, Murad mulai mencari Mills dan berencana membawa mimpi buruk kepada keluarga Mills. Jika di film pertama Kim yang di culik, kini di Taken 2, Mills dan Lenore lah yang diculik.

Taken 3

Film Taken 3 2015. Taken 3 merupakan lanjutan sequel dari Taken 2 yang distrudarai oleh Oliver Megaton. Film Taken 3 2015 ini termasuk dalam kategori film bergenre Action. Pertempuran dan misi bertahan hidup menjadi ciri khas dalam film Taken 3 ini. 20th Century Fox merupakan perusahaan yang memprodusi  serial film ini.

Tokoh utama dalam film Taken 3 adalah Liam Neeson, Maggie Grace dan Forest Whitaker. Sinopsis Taken 3 menceritakan tentang pensiunan agen CIA yaitu Bryan Mills yang diperankan oleh Liam Neeson. Bryan pada dahulunya mengabdi setia terhadap negaranya, namun waktu terus berputar. Justru sekarang Bryan dikejar-kejar oleh mantan anggotanya. Semua bermula ketika Bryan dijebak dalam suatu pembunuhan.
Seperti yang kita tahu bahwa Bryan Mills (Neeson) dibayangi oleh percobaan pembunuhan mantan istrinya Lenore (Famke Janssen) hingga menempatkan dia di garis bidik dari para penjahat yang melakukan perbuatan kotor, yaitu penjahat yang tampaknya ingin membongkar kehidupan Mills satu persatu, seorang demi seorang. Mampir di film action In The Blood

Selain harus mengupas kasus dibalik siapa pembunuh mantan istrinya, Bryan juga harus berjuang menghindari pengejaran tanpa henti dari CIA, FBI dan polisi. Namun bukan Taken 3 jika tokoh utamanya mudah tertangkap. Bryan memiliki keahlian dan keterampilan yang mumpuni dalam menangani hal seperti ini. Bryan berjuang agar dapat keluar dalam masalah ini. Baca juga film action yang tak kalah menarik Blackhat.

SUMBER:                                              

8 komentar:

  1. Entah kenapa, gua lebih suka film Taken pertama dibanding sekuel-sekuelnya. Banyak adegan di Taken 2 dan Taken 3 yang menurut gua itu terlalu lebay dan gak masuk akal, walaupun Taken pertama ada juga adegan 'gak masuk akal'-nya, tapi adegan di Taken 2 dan 3 itu bener-bener GAK MASUK AKAL sama sekali, dalam artian adegannya gak nyata dan emang dibuat-buat karena cuman pengen nunjukin karakter 'hero'-nya Bryan Mills.

    BalasHapus
  2. Taken 1 lebih mantap naluri saya sebagai bapak panas dingin dari ujung kuku batis sampai Ubun ubun mengetahui anak diculik dan kita sendiri yang beraksi ,nice film

    BalasHapus
  3. I can see how people are not taken with this movie. However some cheap thoughts. It was amazing tradecraft for Maggie to throw granades to so her Dad could guide her. The stupidist move in the movie is when he leaves his wife, maybe hide her at least. I think if you have children this movie hits all the parental parinoia and dog whistles. I thought it was a good movie and look forward to three which is supposed to be even more terrible. All movies of this genre ex cia, special forces or hit man are fundementally the same. Liam Neeson elevates the Taken experience better than anyone currently killing twenty to thirty people an hour.
    vexmovies, m4ufree movies,

    BalasHapus
  4. Mksh review nya, sedikit telat buat nonton 😊

    BalasHapus
  5. Jujur lebih suka yang taken 1 sih,tegang sedih senang kaget campur jadi satu

    BalasHapus
  6. Taken 123 semuanya bagus..my favorit e film

    BalasHapus
  7. Otw nonton yg ketiga satu dua sama sama bagus sama sama ku suka bukan liat ke actionnya tapi lebih ke cerdikan bryan

    BalasHapus
  8. Wah makasih banyak kak, tapi background nya kenapa biru😭😭😭 sakit mata saya haha

    BalasHapus