Menikah adalah salah
satu keputusan besar dalam kehidupan manusia. Memutuskan untuk menikah
memerlukan pertimbangan panjang dan keyakinan kuat. Bagaimana tidak? Pernikahan
bukan hanya menyatukan dua orang yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga dua
keluarga yang tidak saling mengenal sebelumnya.
Kapan waktu yang tepat untuk menikah? Semua kembali
ke kamu dan pasanganmu. Menikah di usia muda dan tua punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
1.
Buat Apa Menunggu Jika Kalian Sudah “Klik”?
Katanya,
saat kamu bertemu jodohmu itu seperti saat tutup botol bertemu ulirnya. Tanpa
alasan kamu akan merasa pas, nyaman. Pencarianmu sudah berakhir. Kamu sudah
menemukan apa yang kamu cari pada diri pasanganmu. Walau dia tidak sempurna,
tapi dialah yang membuatmu rela menerima ketidak-sempurnaan.
Walau
masih muda, mengapa harus menunggu lebih lama kalau memang sudah menemukan
pasangan yang tepat? Toh menikah sekarang atau nanti, kamu tetap akan menjalani
kehidupan rumah tangga bersama dia. Justru dengan menikah lebih awal, kamu
dan dia punya banyak kesempatan untuk membangun hidup bersama.
Menurut "knot yet report"
dari National Marriage Project 2013, mereka yang menikah pada usia muda
ternyata akan lebih bahagia dibanding orang-orang yang menunda pernikahan.
Dalam penelitian tersebut, orang berusia 20-28 yang mengatakan mereka “sangat
puas dengan hidup” adalah mereka yang menikah.
Dalam
penelitian yang sama, perempuan yang lebih bahagia adalah mereka yang menikah
pada usia 24-26 tahun. Jika secara fakta ilmiah saja menikah muda bisa
membuatmu lebih bahagia, maka kenapa tidak? Siapa sih yang tidak bahagia kalau
hal pertama yang dilihat selepas bangun tidur adalah wajah orang yang paling
dicintai?
3. Laki-Laki
yang Menikah Muda Akan Menghasilkan Lebih Banyak Uang
Data american community survey pada 2008-2010 menunjukkan
bahwa pria yang menikah di usia 20-an akan menghasilkan lebih banyak uang
dibandingkan mereka yang menikah di usia 30 tahun keatas. Secara umum, pria
yang telah menikah memang menghasilkan lebih banyak uang dibanding mereka yang
masih lajang.
Barangkali
semangat kerja muncul karena sudah ada keluarga yang harus dibiayai di rumah.
Produktivitas laki-laki yang sudah menikah juga bisa meningkat karena dia sudah
tidak lagi repot memikirkan kebutuhan domestik. Secara tradisional, sudah ada
istri yang mengurus semua keperluannya.
Semangat
dan produktivitas kerja yang lebih baik memang bisa datang dari komitmen
di depan Tuhan. Masak kamu mau sih membiarkan orang yang sudah kamu
janjikan akan dirawat sepenuh hati hidup susah?
4.
Kalian Akan Menemukan Diri Masing-Masing, Bersisian
Usia
muda memang masanya menemukan diri sendiri. Di usia 20-an, kamu akan mencari
apa yang sebenarnya paling ingin kamu lakukan dalam hidup. Kamu akan mencari
sebanyak mungkin pengalaman untuk memuaskan keingintahuanmu akan kemampuan diri
sendiri.
Banyak
orang memilih untuk tidak punya pasangan romantis pada fase ini, karena enggan
diributkan dengan drama percintaan.
Memutuskan
menikah muda akan membuat kamu memiliki seseorang yang mendampingimu dalam
perjalanan tersebut. Mana sih yang lebih menyenangkan, galau sendirian atau
galau tapi didampingi orang yang kamu cintai?
Menikah
muda dengan orang yang tepat tidak akan menghalangi kesempatanmu untuk
melakukan pencarian diri. Malah kehadiran pasangan bisa membantumu untuk
mengeluarkan sisi terbaik dalam dirimu yang belum kamu tahu
Kebanyakan
orang memilih untuk tidak menikah muda karena masih ingin menikmati hasil kerja
mereka untuk diri sendiri. Baru awal kerja, gaji masih pengen buat
senang-senang sendiri aja. Ogah deh ngurusin urusin rumah tangga.
Hey,
cepat atau lambat kamu tidak bisa terus lari dari kehidupan dewasa. Suatu hari,
hal yang kamu hindari juga akan kamu hadapi.
Menikah
di usia muda akan membuatmu lebih dewasa dan bertanggung jawab terhadap hidup.
Bagaimana tidak, menikah biasanya identik dengan berhentinya sokongan finansial
dari orang tua. Kamu dan pasangan harus menyiasati segala permasalahan hidup
berdua.
Kalian
akan tertawa dan merasa seperti sedang main rumah-rumahan saat belanja bulanan.
Kamu dan dia menata rumah kontrakan kalian dengan perabot seadanya. Walau
konyol, tapi dari sinilah kalian akan belajar bahwa membangun hidup memang
tidak mudah.
Katanya
sih, menikah muda itu rawan perceraian karena kamu dan pasangan masih belum
bisa mengendalikan emosi. Sebenarnya pendapat ini tidak sepenuhnya benar,
karena masalah dalam pernikahan akan selalu ada. Tanpa peduli kamu menikah di
usia berapa.
Malahan
dengan menikah muda, perbedaan dan friksi bisa diatur sejak awal.
Ketidaksepahaman bisa diatasi dengan lebih baik. Karena kamu dan pasangan akan
membangun hidup dari nol bersama. Menikah muda atau menunda pernikahan, semua
masalah pasangan menikah juga akan menghampiri kalian kok.
Salah
satu hal yang paling menyenangkan dari menikah muda adalah kebebasan yang
kalian berdua dapatkan. Sebagai pasangan menikah, kamu dan dia sudah tidak lagi
punya batasan norma yang harus dijaga ditengah keluarga dan masyarakat.
Mau
pulang subuh kek, mau cium-cium kek — SAH! Kan udah suami istri.
Menikah
di usia muda memberikan kalian kesempatan seluas-luasnya untuk bersenang-senang
bersama. Kalian masih muda, masih pengen mencoba banyak hal. Kamu dan dia bisa
traveling ke Aljazair bersama, nonton konser artis indie kesukaan
berdua, sampai naik gunung dan kemping.Semua bisa kamu lakukan. Dengan aman dan
tenang, karena sudah sah dan halal.
8. Kehidupan Seksual Kalian Akan Lebih Hot
Pada
tahun 2011, Dana Rotz, seorang peneliti dari Harvard mengungkapkan bahwa
pasangan yang menikah di usia 20-an akan memiliki hubungan seksual yang lebih
baik dibandingkan mereka yang menikah lebih lama.
Dalam
penelitian yang sama juga terungkap bahwa penundaan pernikahan selama 4 tahun
akan mengurangi frekuensi hubungan seksual pasangan itu sebanyak 1 kali tiap
bulannya.
Apa
sih yang lebih membahagiakan dari bisa mengekspresikan rasa sayang pada
pasangan lewat berbagai cara? Halal pula.
9.
Lebih Bisa Berkompromi Terhadap Perubahan
Bayangkan
jika kamu dan pasangan menikah di usia 30-an, dengan karir dan kehidupan
masing-masing yang sudah settle. Akan sulit membuat pasanganmu
rela pindah kota dan meninggalkan pekerjaannya hanya karena kamu mendapatkan
tawaran bekerja di Konservasi Badak Ujung Kulon.
Dia
punya karir yang telah dibangun, begitu pun denganmu.
Pasangan
muda yang masih membangun karir dan haus terhadap petualangan akan menghadapi
permasalahan diatas dengan berbeda. Kalau kamu menikah muda, kompromi atas
perubahan rute hidup akan lebih mudah dilakukan.
Pindah
kota? Hayuk aja! Toh kamu dan pasangan belum tahu kesempatan yang akan
kalian dapatkan di tempat batu. Ganti pekerjaan? Boleh! Your old
job sucks, anyway.
Kalian
akan menjalani hidup yang dinamis dan penuh tantangan. Dengan tetap dipenuhi
cinta, tentunya.
10.
Kalian Akan Menghasilkan Anak yang Oke
Usia
di bawah 30 tahun adalah waktu paling ideal bagi seorang wanita untuk memiliki
anak. Selepas usia 30 tahun, sel telur yang dihasilkan sudah tidak akan seprima
wanita usia 20-an.
Padahal
sel telur yang baik adalah cikal bakal anak berkualitas. Menikah muda membuatmu
dan pasangan punya kesempatan lebih besar untuk menghasilkan keturunan dengan
kualitas oke.
Selain
kondisi tubuh yang prima, usia muda juga memberimu kesempatan lebih luas untuk
menyesuaikan diri saat anakmu lahir. Kalau kamu ingin jadi full stay
home-mom sampai anak usia 5 tahun, membangun bisnis di usia 25 masih
lebih masuk akal dibanding resign dari posisi manager di usia
35.
Di
usia muda, kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan selepas anak
lahir akan lebih besar kamu dapatkan
11.
Bisa Jadi Orang Tua Gaul
Seandainya
kamu menikah di usia 23 tahun lalu punya anak di usia 24 tahun. Berarti saat
usiamu 44 tahun, anakmu sudah 20 tahun. Punya anak yang sudah dewasa saat kamu
masih cenderung muda akan membawa keasyikan tersendiri. Kamu tidak akan gagap
mengikuti perkembangan jaman, kamu bisa berbincang dengan anakmu selayak teman.
Hubungan
yang dekat antara orang tua dan anak akan lebih mudah terjalin saat jarak
umurnya tidak terlalu jauh. Anakmu akan PD aja bawa temannya ke rumah, karena
Bapak-Ibunya masih muda dan gaul. Kamu dan pasangan juga sudah cukup melek
teknologi untuk mengawasi kegiatan anakmu di media sosial. All win!
12.
Punya Kekuatan Untuk Membiayai Anak Sampai Tuntas
Menikah
di usia muda juga berarti punya kesempatan lebih lama untuk bekerja saat masih
berkeluarga. Kamu masih punya sumber daya dan kekuatan untuk mendampingi
anak-anakmu hingga mereka bisa mencukupi kebutuhan finansialnya sendiri. Ketika
anakmu sedang butuh dana besar untuk kuliah, kamu belum pensiun dan bisa
mencukupinya.
Menikah
muda tidak hanya membawa keuntungan bagi kebahagiaanmu dan pasangan. Tapi juga
memberikan keadilan pada calon-calon anak kalian, orang tuanya akan lebih siap
mendampinginya sampai benar-benar dewasa dan bisa dilepas.
13.
Gak Lagi Kesal Saat Ditanya, “Kapan Nikah?”
Kamu
akan aman dari pertanyaan sakral ini. Setiap ada kumpul-kumpul keluarga besar,
pertanyaan soal jodoh dan pernikahan tidak akan lagi menghampiri. Kamu sudah
punya pasangan resmi yang mendampingimu di sisi. Tapi, apakah penderitaan
berakhir? Hoho, belum saudara-saudara. Masih ada pertanyaan ini kok:
- Kapan punya anak?
- Kapan nambah anak?
- Anaknya mau disekolahin dimana nanti? (padahal anakmu masih bayi 2 bulan)
- Kapan mati?
14. Rasa Pacaran, Tapi Status Halal
Nikah
muda akan membuat hubunganmu dan pasangan masih kayak pacaran. Kamu dan dia
masih bisa dengan santai nonton konser yang diadakan mahasiswa, ngelayap ke
gunung berhari-hari berduaan tanpa bikin khawatir orang tua, koleksi gundam dan
buku favorit sesuka hati, sampai foto-foto ala ABG pacaran.
Semua
kesenangan ala anak muda masih bisa kalian nikmati. Bedanya, sekarang semua
udah nggak perlu lagi dilakukan dengan kehati-hatian karena takut melanggar
norma kesopanan masyarakat. Kalian
masih berasa pacaran, tapi sudah halal bobo cantik berdua. Sudah
bebas saling sayang tanpa batas kain dan sehelai benang. Ekspreksi cinta
terhadap pasangan lebih bebas kamu tampilkan.
15. Kalian Akan Lebih Sulit Untuk Saling Meninggalkan
Walaupun
ngoroknya kencang, suamimu adalah orang yang mendampingimu dari belum jadi
apa-apa sampai sekarang sudah jadi orang. Meskipun setelah 3 tahun menikah
masakannya masih sering keasinan, istrimu adalah orang yang terus memberikanmu
semangat waktu bisnismu terancam gagal.
Kalian telah menghadapi banyak momen dan permasalahan bersama. Bahkan dengan menikah muda bisa dibilang kalian tumbuh dewasa bersama. Ketika ada masalah yang potensial membuat kamu dan dia berpisah, pendampingan dan kebersamaan panjang akan jadi pengingat bahwa hubungan ini layak untuk terus diperjuangkan.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar