1. Dia Terbiasa Menetapkan Target
Orang yang sukses adalah mereka yang berani menetapkan target dan
mematuhinya. Ya iya juga sih, apa gunanya target tinggi tapi gak ada
usaha untuk menjangkaunya? Pendaki gunung sudah akrab dengan kebiasaan
yang satu ini. Mereka terbiasa menetapkan tujuan akhir yang harus
dicapai dalam setiap pendakian.
Sebelum pendakian dimulai, dia akan memperhitungkan waktu dan tenaga
yang dimiliki kemudian menyesuaikannya dengan rute yang akan dihadapi.
Dia bisa dengan tepat menetapkan target sesuai sumber daya. Kemampuan
ini oke banget jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu gak
perlu khawatir punya pacar selo yang gak punya target dalam hidup kalau pacaran sama pendaki gunung.
2. Punya Semangat Untuk Mengalahkan Diri Sendiri
Musuh terbesar seseorang sebenarnya bukan orang lain atau lingkungan
di sekitarnya, melainkan dirinya sendiri. Inilah filosofi yang dipegang
oleh kebanyakan pendaki gunung. Kegiatan mendaki dipahami sebagai proses
mengalahkan batas diri sendiri. Menantang diri untuk mengalahkan rasa
letih demi menjejakkan kaki di puncak.
Pasanganmu yang gemar mendaki gunung tahu bahwa tujuan akhirnya gak
akan bisa dicapai jika dia tidak keras pada dirinya sendiri. Dalam
kepalanya akan bergaung suara, “Ayo jalan 5 langkah lagi!”
setiap kakinya hendak mogok minta berhenti. Dia gak mau dikalahkan oleh
rasa capek, malas, lapar ataupun dingin. Dia bisa mengontrol dirinya
untuk terus berjuang mengalahkan semua keengganan yang muncul dari
beratnya proses pendakian.
3. Dia Pasti Rendah Hati
Pendaki yang baik tidak pernah merasa dirinya lebih hebat dari orang
lain. Walaupun dia sudah pernah menjejakkan kaki di berbagai tanah
tertinggi, dia gak akan merasa lebih baik dari mereka yang belum.
Pendakian justru menyadarkan bahwa di tengah ganasnya alam, manusia itu
nggak ada apa-apanya.
Jika kamu memutuskan untuk menjalin hubungan cinta dengan seorang
pendaki gunung, jangan kaget bila dia sering mengingatkanmu agar jangan
merasa punya kemampuan diatas orang lain. Nggak heran sih, kebijaksanaan
ini memang dia dapatkan dari semua pendakian yang pernah dilalui.
Dia sudah pernah menemui pendaki berusia lanjut yang segar bugar, dia
pernah merasakan hampir mati karena hipotermia, dia juga pernah
tersesat dan hanya mengandalkan insting untuk menemukan jalur yang
benar. Di depan alam ciptaan Tuhan, dia sadar bahwa dirinya bukanlah
siapa-siapa.
4. Jiwa Berjuangnya Nggak Diragukan Lagi
Apakah kamu cewek yang mengharapkan calon pasangan yang super
tangguh? Atau kamu cowok yang paling males kalau dapat cewek manja? Jika
memang semangat juang adalah hal yang wajib ada dalam diri calon
pasanganmu, maka mengencani pendaki gunung adalah pilihan yang tepat.
Dia adalah orang yang bisa bertahan dalam situasi sulit. Rasa ingin
berjuang dalam dirinya sudah tidak diragukan lagi. Pasanganmu sudah
pernah merasakan telapak kakinya lecet dan sakit untuk berjalan karena
rute turun yang terlalu curam. Tapi dia memaksa dirinya untuk terus
berjalan. Dia sadar bahwa pilihannya hanya terus berjuang atau menunggu
diselamatkan tim SAR.
5. Dia Mudah Bergaul Dengan Siapapun
Pendaki gunung biasanya punya teman yang datang dari berbagai latar
belakang. Selain solidaritas antar pendaki memang kuat, siapapun yang
ditemui selama pendakian adalah kawan seperjuangan di alam raya. Gak
jarang hubungan ini akan terus berlanjut sampai ke kehidupan normal
pasca pendakian.
Kalau dia bisa langsung nyambung dengan orang yang baru ditemuinya
dalam Jeep carteran menuju Ranu Pane, tentu dia gak akan kesulitan saat
harus membuka percakapan dengan teman dan keluargamu. Sering mengakrabi
alam membuat dia mudah bergaul dan terbuka terhadap setiap peluang untuk
menjalin hubungan dengan orang baru.
6. Bisa Diandalkan
Pasangan yang bisa diandalkan adalah dia yang sudah selesai dengan dirinya sendiri.
Dia udah gak lagi galau hidupnya mau dibawa kemana, dia sudah tahu apa
yang benar-benar ingin dia lakukan dalam hidupnya. Proses mendaki gunung
memberikan seseorang kesempatan untuk berdialog dengan dirinya sendiri
dan menyelesaikan ganjalan dalam hati.
Ditengah beringasnya 7 Bukit Penyesalan Gunung Rinjani, dia akan
mengalami monolog dengan sisi paling jujur dalam dirinya. Sambil menahan
lelah dan teriknya sengatan matahari, dia akan paham bahwa hidup harus
benar-benar diperjuangkan sesuai impian. Gak ada hidup yang pantas
dijalani dengan kepuasan setengah hati.
Kamu gak perlu lagi takut kehilangan dia ditengah perjalanan, atau
tiba-tiba harus banting setir 180 derajat. Dia sudah menetapkan rute
yang ingin ditempuh. Bahkan jauh sebelum bertemu kamu.
7. Punya Idealisme yang Kuat
Idealisme, adalah kemewahan yang kerap diagungkan oleh para pendaki gunung. Hidup susah nggak masalah,
asal bisa hidup dengan kepala tegak. Biasa mengakrabi ganasnya alam
membuat mereka ingin menjadi sebaik-baik manusia. Mereka akan ogah ikut
dalam aksi kotor demi keuntungan pribadi. Pendakian mengajarkan bahwa
hidup dan mati itu jaraknya setipis seutas tali.
Memiliki pasangan seorang pendaki akan memberikanmu hidup yang
sederhana, tapi penuh arti. Mereka yang belajar di alam akan menyadari
bahwa jadi manusia berguna itu lebih penting daripada menumpuk harta
bagi diri sendiri. Karena pada akhirnya, kamu cuma punya integritas yang
bisa dibawa sampai mati.
8. Kemampuan Kalkulasinya Pasti Oke
Suka sebel sama pasangan yang gak bisa mengatur jadwalnya sendiri?
Atau kamu paling anti sama orang yang gak bisa mengatur pengeluarannya?
Sama pendaki gunung, hal-hal menyebalkan yang berkaitan dengan masalah
kalkulasi akan jarang kamu temui. Kegemarannya mendaki membuat dia ahli
dalam membuat estimasi.
Dalam sebuah pendakian terutama pendakian dalam tim, dia
akan berhitung dengan cermat soal waktu untuk menyelesaikan tiap etape.
Juga soal besarnya biaya yang harus dibayar tiap anggota tim untuk
belanja logistik. Selain punya semangat juang yang tinggi, dia juga ahli
dalam merencanakan sesuatu. Kualitas persiapan dan aksinya seimbang.
nah loh, kurang apa lagi?
9. Luwes Tapi Efektif
Pendaki gunung adalah orang yang terbiasa dengan perubahan. Dia bisa
dengan cepat menyesuaikan diri saat ada perubahan cuaca yang membuat
perjalanan terhenti. Walau mengeluarkan kerangka tenda dan mendirikan
tenda itu ribet, tapi dia gak akan mengeluh saat terpaksa harus nge-camp karena cuaca buruk.
Dia adalah pribadi yang fleksibel namun di lain sisi juga sangat
efektif dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Walau harus mengubah ritme
perjalanan, bukan berarti waktu pendakian molor. Dia harus tetap
memperhitungkan kondisi logistik yang kian menipis. Kualitas macam ini
nggak dimiliki oleh semua orang. Dan biasanya, mereka yang bisa dengan
luwes membawa diri namun tetap efektif bekerja adalah mereka yang bisa
sukses.
10. Tidak Mudah Terjebak Kenyamanan
Ketika sudah mendapat posisi yang mapan, apa yang biasa dilakukan
oleh orang kebanyakan? Menikmati dan berleha-leha, bukan? Masuk kerja pulang sore menunggu macet di mall membelanjakan uang di cafe yang chic berharap akhir pekan datang kembali menyambangi mall di akhir pekan. Apa iya kamu mau hidupmu berakhir seperti itu?
Menjalani hubungan cinta dengan pendaki gunung akan membuatmu belajar
untuk terus memperluas batas kenyamanan. Pendakian mengajarkan mereka
bahwa pelajaran selalu didapat justru dari usaha mengalahkan kesulitan.
Mereka akan menantangmu untuk mengalahkan batas kemampuanmu sendiri.
Tanpa kamu sadari, perlahan kamu juga akan belajar bahwa kenyamanan
adalah jebakan yang harus dikalahkan kalau tidak mau jadi pribadi yang
tertinggal.
11. Bisa Menerimamu Apa Adanya
Mendaki mempertemukan dia dengan banyak tipe orang dari berbagai
latar belakang. Mulai dari yang kepribadiannya hangat dan oke banget,
sampai yang punya kelakuan unik dan butuh perlakuan khusus. Apalagi
diatas gunung konon seseorang akan benar-benar terlihat kepribadian
aslinya. Demi lancarnya perjalanan, dia akan berusaha menyesuaikan diri
dengan karakter orang-orang tersebut.
Sebenarnya pacaran itu gak ubahnya sebuah pendakian. Demi bisa
sukses, kamu harus pintar-pintar mengatur langkah agar sesuai dengan
ritme teman seperjalanan. Bersama pasangan yang kerap mendaki gunung,
kamu gak perlu khawatir dia ilfeel karena kelakuan anehmu. Kamu
bisa dengan bebas menunjukkan dirimu yang sesungguhnya. Dia bisa
memahami bahwa semua orang lahir dengan kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
12. Biasanya, Mereka Romantis
Walau tampangnya gahar, kulitnya hitam karena keseringan terpapar matahari tapi hati anak gunung itu lembut dan hangat.
Kalau orang lain menghadiahimu dengan cokelat dan bunga atau boneka
lucu, dia akan menghadiahimu foto matahari terbit di Ranu Kumbolo atau
malah menuliskan namamu di puncak tertinggi Pulau Jawa. Romantis kan?
13. Dia Paham Makna “Rumah” dan “Pulang”
Seorang pendaki gunung tahu benar arti hangatnya sebuah rumah. Pada
pendakian-pendakian panjangnya dia sering duduk, memandang bintang dari
dataran setinggi 3000 meter diatas permukaan laut, membayangkan
hangatnya rumah yang ditinggalkan. Tidak jarang rasa rindu ingin pulang
jadi kekuatan saat langkahnya sudah sempoyongan dihadang trek pasir.
Dia akan menghargai makna “pulang”, “rumah” dan orang-orang
yang berada di dalamnya. Beruntunglah kamu jika pada pelukmu lah dia
selalu menemukan hangatnya rumah yang jadi sumber semangatnya
menuntaskan pendakian.
Yusika Tiara Putri, SDN Pabuaran 05 Beberapa Tahun Silam.. Wih jadi Lagi aktif di dunia Blogging nih.. Masih Knal Gw,.?
BalasHapus