Coba lihat lagi dirimu. Sebagai manusia
yang sudah sekian lama menjalani hidup, tuntaskah sudah semua impianmu?
Apakah kamu bisa dengan bangga mengatakan bahwa kamu sudah berjuang
sekuat tenaga untuk mewujudkan semua impian di hadapan mata?
Mimpi memang amunisi paling jawara bagi
mereka yang tak ingin hidupnya biasa-biasa saja. Dengan mimpi tergenggam
erat di tangan, semua harapan seakan bisa diwujudkan. Melalui impian
yang diyakini sepenuh hati semua masalah bisa dihadapi. Tapi sayang,
mewujudkan mimpi tak semudah cerita para motivator. Perjuangan meraih
mimpi bisa membuatmu bekerja keras sampai harus meringis menahan sakit.
Buat kamu yang sekarang sedang bimbang
harus terus memperjuangkan mimpi atau berhenti tulisan ini layak jadi
bahan renungan demi melecutkan semangat yang sempat mati.
Ketika rasa ingin menyerah itu datang,
cara termudah untuk membangkitkan semangat adalah dengan jadi penghitung
handal bagi semua pengorbananmu selama ini. Keluarkan kalkulator dan
sempoa imajinermu, hitung baik-baik betapa sering kamu berjibaku.
Hitung dengan teliti berapa banyak tenaga
yang sudah kamu keluarkan, betapa banyak pengeluaran yang sudah kamu
ikhlaskan, berapa malam-malam panjang yang membuat waktu tidurmu
tergadai demi sebuah impian yang belum juga terjangkau tangan.
Tidakkah semua pengorbanan itu harus
menemukan titik temu? Berhenti sekarang hanya akan membuat impian yang
belum tercapai terus menghantuimu
2. Ingat lagi bagaimana semangatmu pernah terbakar. Dulu matamu berbinar hanya dengan berandai-andai bagaimana bahagianya saat mimpimu benar-benar jadi kenyataan
Ada masanya kamu pernah jadi orang yang
paling optimis sedunia. Kamu yang bercita-cita jadi pilot pernah
mengumpulkan miniatur pesawat hanya untuk menghapal setiap bagiannya di
luar kepala.
Kamu yang bercita-cita jadi wartawan pernah membaca buku
banyak-banyak sepanjang liburan sekolah demi menambah kosa kata dan
diksi agar makin kaya. Impianmu jadi gitaris handal membuatmu rela
kelaparan karena menabung demi membeli senar.
Bahkan kamu yang tak suka Fisika dan
Kimia pun rela berlama-lama di depan kertas buram dan coretan rumus agar
bisa lulus tes seleksi pendidikan dokter. Impian yang sekarang
membuatmu hampir menyerah ini adalah bahan bakar yang sama yang pernah
membuat matamu berbinar-binar. Lalu kenapa sekarang amunisi ini justru
membuatmu gentar?
3. Hidup adalah tentang melunasi mimpi. Jika sekarang kamu berhenti — tak takut menyesalkah dirimu nanti?
Masa muda panjangnya tak seberapa. Waktu
akan berlalu dengan cepat, tanpa melibatkan waktu tenggat waktu. Saat
ini bisa jadi kamu masih mahasiswa yang merasa punya banyak waktu untuk
berleha-leha. Tapi 2-3 tahun lagi kamu sudah bertransformasi jadi orang
dewasa muda yang punya banyak kewajiban.
Selagi masih punya waktu dan tenaga,
kenapa tidak memaksimalkan segala upaya? Kejar cita-citamu yang ingin
merasakan pengalaman kuliah di luar negeri lewat program exchange
student, wujudkan angan-anganmu memperkaya CV dengan jadi relawan di
kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan oleh NGO lokal, masukkan karyamu
ke media besar agar bakat terpendammu bisa didengar khalayak luas.
"Jika mimpi-mimpi itu belum terlunasi, sampai nanti pun kamu masih akan terus dihantui. Ruang kecil di dalam hati yang berisi penyesalan tak akan membuatmu pernah merasa nyaman."
4. Bersembunyi dari mimpimu sendiri justru membuatmu jadi pecundang yang tak berani menghadapi kenyataan
Kamu boleh punya impian-impian besar.
Kamu pun boleh jadi orang berpikiran cemerlang yang mengantungi
gagasan-gagasan mengagumkan. Tapi semua tak akan ada artinya jika untuk
memulai saja kamu tak punya keberanian. Mimpi-mimpi besar itu hanya akan
jadi awan mendung yang menggumpal di udara.
Ada perbedaan besar antara pemimpi yang
bekerja keras sampai berdarah-darah demi mewujudkan semua angan, dan
mereka yang hanya bisa bicara tanpa melakukan apa-apa. Dalam setiap
impian yang muncul di pikiran kamu selalu punya pilihan untuk jadi
pejuang yang rela bersaing di medan perang atau bersembunyi di balik
tirai nyaman dan jadi pecundang.
5. Takut kecewa karena kegagalan itu wajar. Tapi kecewa karena pernah mencoba adalah bukti sebuah perjuangan yang tegar
Kamu yang merasa punya hobi menulis tapi
tak kunjung mengirimkan karya ke media bisa jadi tertahan karena takut
akan penolakan. Atau bagimu yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi takut menghadapi dosen, takut menghadapi kebodohan diri sendiri, takut
melihat teman-teman yang lulus duluan membuatmu malas berjuang.
Sebagai manusia tentu wajar kalau kamu
takut gagal dan kalah. Tapi perjuangan terbaik adalah yang dihadapi
dengan gagah berani sembari mengerahkan semua tenaga. Di akhir hari,
meskipun gagal, kamu akan bersyukur kamu pernah mencoba. Jejak
kekecewaan itu pasti tetap tertinggal di dada, namun rasa penasaran
hanya akan menyiksamu selamanya.
6. Berdamai dengan kekecewaan memang menyiksa. Namun bersahabat dengan penyesalan akan jauh lebih menyesakkan dada
Setiap rasa enggan berjuang menyerang,
panggil kembali rasa kecewa yang pernah menghampirimu dalam hidup.
Resapi rasanya, camkan perasaan yang ada di dalam kepala. Sakit? Pasti.
Tapi kekecewaan karena kegagalan itu tak sebanding dengan perihnya
lubang menganga yang muncul karena penyesalan.
Penyesalan karena tak pernah mencoba,
penyesalan karena tak berani menantang diri sendiri, rasa menyesal
karena memilih bersembunyi di balik zona kenyamanan yang memabukkan
diri. Semua perasaan itu hanya akan membuatmu tak bisa memaafkan diri
sendiri. Dan bukankah maaf yang paling sulit adalah maaf yang diberikan
pada diri sendiri?
7. Hanya butuh satu langkah awal untuk mulai mewujudkan impian. Setelahnya, tapakmu selanjutnya akan jauh lebih ringan
Seperti skripsi yang harus dimulai dari bab 1, langkah mewujudkan mimpi juga harus diawali dari satu langkah sederhana dulu.
Kamu yang ingin traveling ke pulau
terluar Indonesia bisa mulai jalannya dengan rajin menyambangi laman
maskapai yang sering menawarkan tiket promo. Baca blog travel blogger
Indonesia demi mendapatkan semangat berpetualang seperti mereka.
Selanjutnya tentu kamu perlu menabung agar impianmu tak hanya jadi
angan-angan saja.
Setelah langkah pertama terhela,
jalan-jalan lain akan terbuka. Kamu bisa mendapatkan kenalan sesama
pejalan yang bisa jadi teman perjalanan, setelah rajin menyambangi forum
traveling lokal kamu pun bisa dapat host yang mau menampungmu di
destinasi impian hingga kamu tak keluar uang untuk penginapan. Dalam
mewujudkan mimpi langkah pertama memang yang paling sulit, namun setelah
langkah ini bisa dihela jalan selanjutnya akan lebih ringan.
8. Jika semua alasan terasa tak bisa mendorongmu untuk berjuang,
bayangkan hangatnya hatimu saat meraih keberhasilan. Bayangkan juga
senyum syukur dari orang-orang tersayang
Saat impian pribadi tak cukup jadi alasan
kuat untukmu mengambil langkah meraih mimpi, harapan orang-orang
terdekat bisa jadi penyemangat yang tak kalah hebat. Bayangkan hangatnya
hatimu saat keberhasilanmu mengukirkan senyum di wajah ayah dan ibumu.
Bayangkan wajah terharu pacar, suami, atau istrimu saat mereka mendengar
berita soal keberhasilanmu.
Jadi pribadi yang gigih mengejar mimpi
bukan cuma soal memenuhi hasrat dalam diri. Ada orang-orang yang juga
akan merasa sangat bahagia jika impianmu terealisasi.
9. Hidup yang berarti adalah hidup yang diperjuangkan. Berarti atau tidaknya hidupmu dimulai dari kegigihanmu memperjuangkan impian
Dalam sebuah percakapan dengan seorang pria paradoks yang hobi naik gunung, mblusuk
hutan, jadi aktivis di jalanan, dan punya idealisme kuat terucap sebuah
perkataan yang sampai hari ini masih tertancap di kepala:
“Hidup yang tidak diperjuangkan tidak akan berarti apa-apa.”
Hal yang sama pun diamini oleh
seorang gadis pejalan yang dengan lantang menuliskan impian sederhana
yang sering dianggap tak lazim bagi masyarakat kita. Impiannya
sederhana, tak membutuhkan keharusan jadi kaya atau keharusan jadi mapan
seperti orang kebanyakan. Begini katanya,
“Jika orang lain ingin punya rumah atau mobil mewah, saya ingin punya yacht kecil yang dapat membawa saya dan suami berlayar hingga ke Banda Neira. Entah mengapa, saya tergila-gila pada pulau kecil penghasil pala ini hingga bermimpi suatu saat bisa tinggal di sana.”.
Ternyata sesederhana itu cara mengukur
kualitas kita sebagai manusia. Seberapa kuat kita memperjuangkan mimpi,
maka dalam ukuran itu kita layak dihargai. Segala keputusan kembali ke
tanganmu — manusia seperti apakah kamu ingin diingat di akhir hari? Dia
yang pecundang kah? Atau dia yang gigih mewujudkan mimpi yang telah
terejawantah jadi janji?
10. Sesungguhnya tak ada alasan untuk tidak berusaha. Segila apapun impianmu, asal ada upaya semesta akan membantu untuk mewujudkannya
Kuliah di Sciences Po, Le Havre, Perancis untuk mendalami tentang Korea Utara?Bertoga di Gunung Rinjani demi merayakan keberhasilanmu sudah diwisuda?Mengambil jeda 1 tahun sebelum mulai bekerja untuk mendalami kord gitar Lamb of God yang terkenal maha dahsyat susahnya?Atau menikah muda selepas lulus kuliah meskipun masih jadi freelance yang gajinya tak seberapa?
Alasan terlalu mahal, tidak berani
mengambil risiko, tak punya waktu, sampai takut karena impian itu
terdengar tak masuk akal boleh jadi alibimu. Tapi yakinlah pada semesta,
dia bukan Ibu tiri jahat yang tak mau mendengar semua permintaan
anaknya. Semesta sangat baik hati, dia akan membukakan pintu bagi mereka
yang mau menyingsingkan lengan demi berjuang meraih mimpi.
SUMBER:
http://www.hipwee.com/motivasi/saat-semangat-memperjuangkan-mimpi-berkurang-inilah-yang-harus-kamu-pikirkan-ulang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar