Taken 1
Dikisahkan ada seorang pria bernama Bryan yang bekerja sebagai agen pemerintah Amerika Serikat,
sebagai
bodyguard lebih tepatnya, dengan keterampilan bela diri khusus tentu saja,
tetapi harus kandas rumah tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya
ini. Namun si pria menerima keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia
lebih memilih mengabdi kepada negaranya. Saat is pensiun dari pekerjaannya, ia
sangat ingin menebus kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya,
Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan istrinya itu hanya
karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut, sampai-sampai ia
ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia berjanji pada
dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun putrinya itu.
Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau
korbankan? Untuk menjadi lebih dekat dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan,
“Begitulah hidup”.
Pada
suatu malam, saat ia bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita
yang sedang naik daun, ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya seorang putri yang
ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”. Ia sangat
mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang penyanyi.
Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya
untuk cari pekerjaan lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah
konser usai. Ternyata ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi
semua usaha pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi.
Sesampainya di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih
padanya karena telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat
yang menarik darinya.
“Jadi
anakmu ingin menjadi penyanyi? Ini tidak seperti yang ia pikirkan. Setelah
terkenal, hanya ada kamar hotel dan bandara. Ini, nomor pertama milik Gio,
pelatih vokalku. Jika dia bilang putrimu bisa bernyanyi maka berarti dia bisa.
Dia akan mengajarkannya, aku yang bayar. Nomor kedua adalah managerku. Jika Gio
berhasil melatihnya, dia akan mewujudkan impian putrimu”.
Aku
tertawa dalam hati melihat adegan ini. Seseorang yang penuh kesombongan tadinya
bisa berubah 180 derajat menjadi seseorang yang baik hati karena dapat
terhindar dari kematian. Penyanyi itu pun memberikan kecupan di pipi sebagai
ungkapan terima kasih. Kemudian, suatu ketika, setelah ulang tahun putrinya
yang ke-17, sang anak meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke luar negeri,
yaitu ke Perancis. Ia harus mendapatkan izin ayahnya karena usianya baru 17
tahun. Terjadi perdebatan dalam hal ini karena sang ayah sangat khawatir jika
putrinya pergi ke luar negeri sendirian, karena ia sangatlah tahu dunia di luar
sana. Namun pada akhirnya sang ayah pun menandatangani surat izin tersebut
karena ingin melihat putrinya bahagia. Ibunya berkata dengan nada kesombongan, “Pasti
akan lebih mudah jika kau menandatanganinya waktu itu?”, dan dijawabnya
dengan mudah, “Pasti lebih mudah jika kau dan aku membicarakannya lebih
dulu!”. Sang istri masih merasa marah sepertinya atas sikap mantan suaminya
yang telah membuatnya harus menikah dengan laki-laki lain. Yah, mereka kurang
komunikasi selama ini ternyata.
Sang
anak tadinya mengatakan bahwa ia hanya ingin pergi ke museum-museum di
Perancis, tetapi sesampainya di bandara, sang ayah tahu bahwa sebenarnya
putrinya mengikuti touring grup band U2 ke Eropa. Sang ayah tidak bisa berbuat
apa-apa dalam hal ini. Yang bisa ia lakukan adalah meminta putri kesayangannya
itu untuk selalu meneleponnya sesampainya ia di sana. Namun dasar sang anak
yang keras kepala, ia hanya mengikuti naluri remajanya yang ingin selalu
bersenang-senang, sampai-sampai ia lupa untuk menelepon sang ayah sesampainya
di bandara Perancis. Ia tidak tahu kalau ia dan sahabatnya tadi sudah diincar
sejak di bandara. Ada laki-laki seumurannya yang pura-pura memberikan tumpangan
taksi gratis kepada mereka berdua.
Di
saat ia berada di apartemen sepupu sahabatnya, Amanda, dan saat ia berhasil
ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk yang sedang membekap
mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini, sang ayah masih bisa
tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting kepada putrinya tadi.
Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung. Sungguh, aku ikut
deg-degan di sini. Sepertinya kamu harus tahu kalimat-kalimat yang muncul dari
sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!
Anak : (sambil kaget sekaligus
panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bulan dan bintang.
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bulan dan bintang.
Kemudian
keadaan hening sesaat. Sang penculik berhasil menangkap dua gadis itu. Sang
ayah masih bisa mendengar keributan saat tiga penculik berusaha membekuk
putrinya tersebut. Kemudian tiba-tiba terdengar suara di telepon. Sang ayah
tahu bahwa sang penculik pun berhasil mendapatkan handphone milik putrinya.
Detik-detik terakhir ini pun tidak disia-siakan oleh sang ayah. Ia berkata
dengan tenang dan lirih kepada sang penculik.
“Aku
tidak mengenalmu. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Jika kau mencari uang
tebusan, aku tidak punya uang. Namun, aku memiliki keterampilan khusus.
Keahlian yang aku pelajari selama karirku. Keahlian yang akan membuatmu mimpi
buruk lagi. Jika kau melepaskan putriku, ini akan berakhir sampai di sini. Aku
tidak akan mencarimu. Aku tidak akan menuntutmu. Namun jika tidak, aku akan
mencarimu. Aku akan menemukanmu, dan membunuhmu”.
Kemudian ada jawaban lirih : “GOOD
LUCK”!!!
Darahnya
mendidih mendengar jawaban tadi. Ia langsung meminta kawannya yang ahli dalam
hal suara untuk menganalisis percakapan dalam bahasa Albania yang berhasil ia
rekam tadi. Berdasarkan aksen dan dialeknya, kawanan penjahat tadi berasal dari
Tropoja, tempat di mana orang jahat tumbuh. Bahkan pemerintah Rusia memberikan
keleluasaan yang cukup bagi mereka. Orang yang berbicara dengannya bernama
Marco yang merupakan bos gangster tersebut, yang baru saja pindah ke Perancis 6
bulan yang lalu, dan tato yang ada di tangannya menunjukkan lambang identitas
kelompok mereka. Dari analisis kawannya tadi, diketahui pula bahwa kelompok
penjahat ini melakukan bisnis penjualan wanita. Bisnis mereka awalnya
menawarkan pekerjaan bagi wanita dari Negara Eropa Timur seperti Yugoslavia,
Rumania, Bulgaria, sebagai pembantu atau pengasuh. Setelah menyelundupkan,
mereka memberikan narkoba dan menggiring mereka ke placuran. Belakangan ini
mereka memutuskan dengan menculik gadis muda yang bepergian dan menghemat biaya
transportasi. Berdasarkan modus operasinya, kawannya ini menganalisa bahwa sang
ayah memiliki 96 jam atau 4 hari mulai saat putrinya diculik. Kalau tidak, sang
ayah tidak akan pernah menemukan putrinya kembali.
Langsung
saja sang ayah dan mantan istrinya lemas seketika. Sang ayah merasa panik dan
merasa harus berbuat sesuatu. Akhirnya ia langsung terbang ke Perancis malam
itu juga. Selama di pesawat ia berkali-kali memutar ulang rekaman telepon
putrinya tadi, dan pada bagian “Semoga beruntung”, ia berkali-kali
mendengarkannya. Ia ingin menghafalkan suara bos gangster yang telah menculik
putrinya tersebut. Sesampainya di Paris, ia langsung menuju apartemen tempat di
mana putrinya diculik dan berhasil merasakan suasana penculikan dengan
mendengarkan rekamannya itu. Ia juga berhasil menemukan handphone milik
putrinya yang telah hancur diinjak-injak, tetapi beruntung, karena masih ada
kartu memori tertinggal yang ternyata menyimpan foto-foto perjalanan mereka,
termasuk foto si Peter, si informan brengsek yang memberikan informasi letak
apartemen kedua gadis tak bersalah itu.
Pada
saat ia menemukan Peter, ternyata ia sedang melaksanakan aksinya, yaitu merayu
gadis yang sedang bepergian dan mengajaknya berbagi taksi. Ia berhasil
memberikan pukulan demi pukulan kepada bedebah Peter ini, tetapi akhirnya ia
berhasil kabur, dan lari menuju jalan tol. Ia berhasil kabur larinya, tetapi
naas nasibnya karena saat ia dikejar oleh sang ayah, ia lompat dari jalan tol,
dan tertabrak oleh truk besar dan akhirnya mati di tempat seketika. Yah, aku
pikir ia pantas mendapatkan “ciuman” truk itu, dan memang ia pantas mati
menurutku.
Selama
di Paris, ia berhasil mendapatkan petunjuk demi petunjuk dari keberadaan
putrinya. Ia meneui seorang kawan di sana, yang ternyata juga terlibat dengan
keberadaan kawanan penjahat ini. Sampailah sang ayah ke rumah berpintu merah
bernama Paradise, yang merupakan markas kawanan penjahat yang menculik
putrinya, dan coba tebak, sang ayah pun berhasil menemukan si Marco, sang bos
gangster, yang tertipu oleh sang ayah dengan memintanya mengucapkan kalimat “GOOD
LUCK”, yang ia hafalkan selama berada di pesawat. Ia tidak akan pernah
melupakan suara itu. Akhirnya ia menatap tajam mata si Marco dan mengatakan
kalimat yang menarik. Coba disimak ya.
“Kau
tidak ingat aku? Kita berbicara di telepon dua hari lalu. Sudah kubilang aku
akan menemukanmu”.
Aku
yakin kamu bisa menebak, terjadilah pertarungan sengit di dalam rumah berpintu
merah itu. Terjadi baku tembak, dan sang ayah berhasil membunuh semua kawanan
penjahat di dalam gedung itu, dan berhasil menangkap si Marco yang kemudian
membawanya ke suatu tempat kosong, di mana si Marco diikat dan diinterogasi. Ia
disetrum dengan listrik ratusan volt. Akhirnya dari mulut si bedebah Marco ini
muncul nama baru, yaitu Patrice Saint Clair, yang merupakan dalang bisnis
penjualan wanita ini. Ternyata Marco tidak tahu keberadaan si brengsek Patrice
ini, karena beginilah biasanya bisnis illegal seperti ini. Keberadaan yang satu
tidak diketahui oleh yang lain, saling menjaga rahasia intinya. Berkali-kali
Marco berkata, “Aku tidak tahu, sungguh! Kumohon, aku tidak tahu”. Namun
yang menarik, sang ayah memang tahu bahwa si brengsek ini berkata jujur,
kemudian ia berkata lirih sambil berlalu, “Aku percaya padamu, tapi ini
tidak akan menyelamatkanmu”.
Sang
ayah berlalu dengan menarik sakela listrik itu, dan aku yakin kamu dapat
membayangkan sendiri. Si Marco menjerit kesakitan karena tersengat listrik
ratusan volt, dan akhirnya mati meleleh. Yah, lagi-lagi aku ingin mengatakan
bahwa si Marco pantas mendapatkan ini dan ia memang pantas untuk mati!! Inilah
uniknya sang ayah. Ia tidak pandang bulu. Ia membunuh semua orang yang jahat
tadi tanpa ampun. Keren lah pokonya.
Akhirnya
ia memutuskan untuk menemui kawannya tadi, Claude, yang ternyata terlibat
dengan semua ini. Ia juga melakukan hal yang menarik di rumah ini, karena
ternyata istri kawannya tadi tidak tahu apa-apa tentang kejahatan yang
dilakukan suaminya. Ia menembak lengan istri kawannya tadi untuk menggertak
kawannya yang brengsek itu. Aku kutip kalimat yang menurutku menarik yah.
“Bagaimana
dengan keluargaku? Siapa Patrice Saint Claire? Aku belum selesai. Ini yang
terjadi saat kau bekerja di dalam ruangan. Bahkan kau lupa berat senjata saat terisi
peluru dan tidak”
Setelah ia menembak lengan istri
Claude, yang bernama Isabelle, sang ayah berkata dengan ringan,
“Hanya
luka lengannya. Namun jika kau tidak mendapatkan apa yang aku butuhkan, hal
terakhir yang kau lihat adalah peluru yang kutembakkan di antara matanya.
Sekarang, siapa Patrice Saint Calire?”.
Akhirnya
si Claude brengsek pun buka mulut. Ia membuka komputer pribadinya yang berisi
listing kawanan penjahat di seluruh Paris yang terlibat dengan dirinya. Setelah
ia mendapatkan data-data si kuncup Claire ini, ia memukul pingsan si Claude
yang kuncup pula, sambil berlalu dan berkata lirih,
“Kau
bisa mengurangi kesakitannya, jika saja kau lebih peduli mengenai putriku dan
kurangi perhatianmu terhadap jabatanmu. Sampaikan permohonan maafku pada
istrimu”.
Karena
waktu yang tinggal sedikit, akhirnya sang ayah segera menuju gedung tempat si
kuncup Claire berada, yang ternyata ia sedang melakukan bisnis pelelangan
wanita, dan perlu kamu ketahui karena putrinya masih perawan, maka ia dihargai
sangat tinggi. Itulah bisnis. Setelah ia berhasil melihat putrinya berada di
tengah-tengah orang-orang yang akan membelinya, darahnya mendidih. Sepertinya
kalau aku jadi seorang ayah pun akan merasakan hal yang sama jika berada pada
situasi yang sama. Akhirnya sang ayah berhasil tertangkap dan hampir terbunuh.
Dengan keahlian khusus yang ia miliki, ia berhasil menumpas kawanan penjahat di
gedung itu, termasuk si kuncup Claire. Sebelum mati, Claire memohon dan
berkata,
“Oke,
kita bisa tangani ini kembali. Aku tahu perasaanmu. Kita bisa bicara? Kami bisa
menyelesaikan masalah ini. Kau tidak tahu. Mengertilah. Cobalah. Ada kapal di
dermaga. Mengertilah, ini cuma bisnis, bukan masalah pribadi”.
Setelah muak melihat wajah Claire
dan menghabiskan seluruh peluru dalam pistolnya ke kepala Claire, ia berkata
dengan mata tajam, “Ini masalah pribadi bagiku”.
TAKEN 2
Melanjutkan kisah di film pertama, Taken
2 akan menyajikan drama penculikan yang kembali mengancam keselamatan
keluarga Bryan Mills (Liam Nesson). Setelah hidup tenang dan kembali ke Los
Angeles, Bryan dan anaknya Kim (Maggie Grace) berusaha hidup normal pasca
tragedi penculikan yang dilakukan oleh kelompok sindikat penculik .
Hidup normal keluarga Mills dimulai
dengan berlibur ke Istanbul, Turki. Bersama mantan Istrinya Lenore (Famke
Janssen), Mills dan Kim menikmati budaya dan keindahan kota Istanbul.
Namun kebahagian keluarga Mills
tidak berlangsung lama, karena teror penculikan baru sedang dipersiapkan oleh
Murad (Rade Serbedzija) yang merupakan ayah dari salah satu para penculik yang
berjanji menuntut balas atas kematian anaknya yang dibunuh oleh Mills. Bersama
sisa kelompoknya, Murad mulai mencari Mills dan berencana membawa mimpi buruk
kepada keluarga Mills.
Jika di film pertama Kim yang di
culik, kini di Taken 2, Mills dan Lenore lah yang diculik. Pertanyaannya
sekarang adalah, siapa yang akan menyelamatkan Mills dan Lenore? Dipenuhi rasa
panik, Kim berusaha tenang dan bersikeras membantu kedua orang tuanya. Awalnya
Mills tidak setuju Kim membantu, namun Mills sadar, hanya Kim yang bisa menjadi
kunci untuk bisa menyelamatkan dirinya serta Lenore.
Selama 90 menit film berlangsung
Anda akan dibawa ke dalam arus cerita. Mulai dari kedisiplinan dan ketelitian
Mills sampai nuansa dendam sang penculik yang sangat ingin membalas dendam.
Aksi khas Mills pun kembali membuat Taken 2 sayang untuk dilewatkan.
Bagi Anda yang belum menonton film
pertamanya, tidak perlu kuatir untuk memahami cerita Taken 2. Karena
Olivier Megaton yang menggantikan posisi Pierre Morel sebagai sutradara
menyelipkan beberapa flashback dan beberapa dialog untuk menghantar
penonton agar lebih mudah mencerna cerita film.
Anda penggemar film bergenre action, apakah anda juga termasuk penikmat
serial Taken ? jika iya, sepertinya bulan Januari 2015 ini akan menjadi bulan
yang cukup menyenangkan bagi anda. Karena pada bulan tersebut Taken 3 akan
rilis dan menyapa para penggemarnya ditanah air. Untuk lebih lengkapnya anda
bisa membacanya secara lengkap Daftar Rilis Film Hollywood
2015. Kru intifilm akan membahas Sinopsis Taken 3 serinci
mungkin.
Sebelum membahas sinopsis
Taken 3. Tidak ada salahnya jika sedikit kami akan menjabarkan sekilas sinopsis
Taken 1 dan 2. Melanjutkan
kisah di film pertama, Taken 2 akan menyajikan drama penculikan yang
kembali mengancam keselamatan keluarga Bryan Mills (Liam Nesson). Setelah hidup
tenang dan kembali ke Los Angeles, Bryan dan anaknya Kim (Maggie Grace)
berusaha hidup normal pasca tragedi penculikan yang dilakukan oleh kelompok
sindikat penculik.
``Hidup
normal keluarga Mills dimulai dengan berlibur ke Istanbul, Turki. Bersama
mantan Istrinya Lenore (Famke Janssen), Mills dan Kim menikmati budaya dan
keindahan kota Istanbul.
Namun
kebahagian keluarga Mills tidak berlangsung lama, karena teror penculikan baru
sedang dipersiapkan oleh Murad (Rade Serbedzija) yang merupakan ayah dari salah
satu para penculik yang berjanji menuntut balas atas kematian anaknya yang
dibunuh oleh Mills. Bersama sisa kelompoknya, Murad mulai mencari Mills dan
berencana membawa mimpi buruk kepada keluarga Mills. Jika di film pertama Kim
yang di culik, kini di Taken 2, Mills dan Lenore lah yang diculik.
Taken 3
Film Taken 3 2015. Taken 3 merupakan lanjutan sequel dari Taken 2 yang
distrudarai oleh Oliver Megaton. Film Taken 3 2015 ini termasuk dalam kategori
film bergenre Action. Pertempuran dan misi bertahan hidup menjadi ciri khas
dalam film Taken 3 ini. 20th Century Fox merupakan perusahaan yang
memprodusi serial film ini.
Tokoh utama
dalam film Taken 3 adalah Liam Neeson, Maggie Grace dan Forest Whitaker.
Sinopsis Taken 3 menceritakan tentang pensiunan agen CIA yaitu Bryan Mills yang
diperankan oleh Liam Neeson. Bryan pada dahulunya mengabdi setia terhadap
negaranya, namun waktu terus berputar. Justru sekarang Bryan dikejar-kejar oleh
mantan anggotanya. Semua bermula ketika Bryan dijebak dalam suatu pembunuhan.
Seperti yang
kita tahu bahwa Bryan Mills (Neeson) dibayangi oleh percobaan pembunuhan mantan
istrinya Lenore (Famke Janssen) hingga menempatkan dia di garis
bidik dari para penjahat yang melakukan perbuatan kotor, yaitu penjahat yang
tampaknya ingin membongkar kehidupan Mills satu persatu, seorang demi seorang.
Mampir di film action In The Blood
Selain harus
mengupas kasus dibalik siapa pembunuh mantan istrinya, Bryan juga harus
berjuang menghindari pengejaran tanpa henti dari CIA, FBI dan polisi. Namun
bukan Taken 3 jika tokoh utamanya mudah tertangkap. Bryan memiliki keahlian dan
keterampilan yang mumpuni dalam menangani hal seperti ini. Bryan berjuang agar
dapat keluar dalam masalah ini. Baca juga film action yang tak kalah menarik Blackhat.
SUMBER:
Entah kenapa, gua lebih suka film Taken pertama dibanding sekuel-sekuelnya. Banyak adegan di Taken 2 dan Taken 3 yang menurut gua itu terlalu lebay dan gak masuk akal, walaupun Taken pertama ada juga adegan 'gak masuk akal'-nya, tapi adegan di Taken 2 dan 3 itu bener-bener GAK MASUK AKAL sama sekali, dalam artian adegannya gak nyata dan emang dibuat-buat karena cuman pengen nunjukin karakter 'hero'-nya Bryan Mills.
BalasHapusTaken 1 lebih mantap naluri saya sebagai bapak panas dingin dari ujung kuku batis sampai Ubun ubun mengetahui anak diculik dan kita sendiri yang beraksi ,nice film
BalasHapusI can see how people are not taken with this movie. However some cheap thoughts. It was amazing tradecraft for Maggie to throw granades to so her Dad could guide her. The stupidist move in the movie is when he leaves his wife, maybe hide her at least. I think if you have children this movie hits all the parental parinoia and dog whistles. I thought it was a good movie and look forward to three which is supposed to be even more terrible. All movies of this genre ex cia, special forces or hit man are fundementally the same. Liam Neeson elevates the Taken experience better than anyone currently killing twenty to thirty people an hour.
BalasHapusvexmovies, m4ufree movies,
Mksh review nya, sedikit telat buat nonton 😊
BalasHapusJujur lebih suka yang taken 1 sih,tegang sedih senang kaget campur jadi satu
BalasHapusTaken 123 semuanya bagus..my favorit e film
BalasHapusOtw nonton yg ketiga satu dua sama sama bagus sama sama ku suka bukan liat ke actionnya tapi lebih ke cerdikan bryan
BalasHapusWah makasih banyak kak, tapi background nya kenapa biruðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ sakit mata saya haha
BalasHapus